Kesaksian Ahok, “Gubernur Jakarta 2014-2017”


Kesaksian Basuki Tjahaja Purnama

Saya lahir di Gantung, desa Laskar Pelangi, di Belitung Timur, di dalam keluarga yang belum percaya kepada Tuhan. Beruntung sekali sejak kecil selalu dibawa ke Sekolah Minggu oleh kakek saya. Meskipun demikian, karena orang tua saya bukan seorang Kristen, ketika beranjak dewasa saya jarang ke gereja.

Saya melanjutkan SMA di Jakarta dan di sana mulai kembali ke gereja karena sekolah itu merupakan sebuah sekolah Kristen. Saat saya sudah menginjak pendidikan di Perguruan Tinggi, Mama yang sangat saya kasihi terserang penyakit gondok yang mengharuskan dioperasi. Saat itu saya walaupun sudah mulai pergi ke gereja, tapi masih suka bolos juga. Saya kemudian mengajak Mama ke gereja untuk didoakan, dan mujizat terjadi. Mama disembuhkan oleh-Nya! Itu merupakan titik balik kerohanian saya. Tidak lama kemudian Mama kembali ke Belitung, adapun saya yang sendiri di Jakarta mulai sering ke gereja mencari kebenaran akan Firman Tuhan.

Suatu hari, saat kami sedang sharing di gereja pada malam Minggu, saya mendengar Firman Tuhan dari seorang penginjil yang sangat luar biasa. Ia mengatakan bahwa Yesus itu kalau bukan Tuhan pasti merupakan orang gila. Mana ada orang yang mau menjalankaWakil_Gubernur_DKI_Basuki_TPn sesuatu yang sudah jelas tidak mengenakan bagi dia? Yesus telah membaca nubuatan para nabi yang mengatakan bahwa Ia akan menjadi Raja, tetapi Raja yang mati di antara para penjahat untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Ia masih mau menjalankannya! Itu terdengar seperti suatu hal yang biasa-biasa saja, tetapi bagi saya merupakan sebuah jawaban untuk alasan saya mempercayai Tuhan. Saya selalu berdoa “Tuhan, saya ingin mempercayai Tuhan, tapi saya ingin sebuah alasan yang masuk akal, cuma sekedar rasa doang saya tidak mau,” dan Tuhan telah memberikan PENCERAHAN kepada saya pada hari itu. Sejak itu saya semakin sering membaca Firman Tuhan dan saya mengalami Tuhan.

Setelah saya menamatkan pendidikan dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi pada tahun 1989, saya pulang kampung dan menetap di Belitung. Saat itu Papa sedang sakit dan saya harus mengelola perusahaannya. Saya takut perusahaan Papa bangkrut, dan saya berdoa kepada Tuhan. Firman Tuhan yang pernah saya baca yang dulunya tidak saya mengerti, tiba-tiba menjadi rhema yang menguatkan dan mencerahkan, sehingga saya merasakan sebuah keintiman dengan Tuhan. Sejak itu saya kerajingan membaca Firman Tuhan. Seiring dengan itu, ada satu kerinduan di hati saya untuk menolong orang-orang yang kurang beruntung.

Papa saat masih belum percaya Tuhan pernah mengatakan, “Kita enggak mampu bantu orang miskin yang begitu banyak. Kalau satu milyar kita bagikan kepada orang akhirnya akan habis juga.” Setelah sering membaca Firman Tuhan, saya mulai mengerti bahwa charity berbeda dengan justice. Charity itu seperti orang Samaria yang baik hati, ia menolong orang yang dianiaya. Sedangkan justice, kita menjamin orang di sepanjang jalan dari Yerusalem ke Yerikho tidak ada lagi yang dirampok dan dianiaya. Hal ini yang memicu saya untuk memasuki dunia politik.

Pada awalnya saya juga merasa takut dan ragu-ragu mengingat saya seorang keturunan yang biasanya hanya berdagang. Tetapi setelah saya terus bergumul dengan Firman Tuhan, hampir semua Firman Tuhan yang saya baca menjadi rhema tentang justice. Termasuk di Yesaya 42 yang mengatakan Mesias membawa keadilan, yang dinyatakan di dalam sila kelima dalam Pancasila. Saya menyadari bahwa panggilan saya adalah justice. Berikutnya Tuhan bertanya, “Siapa yang mau Ku-utus?” Saya menjawab, “Tuhan, utuslah aku”.

Di dalam segala kekuatiran dan ketakutan, saya menemukan jawaban Tuhan di Yesaya 41. Di situ jelas sekali dibagi menjadi 4 perikop. Di perikop yang pertama, untuk ayat 1-7, disana dikatakan Tuhan membangkitkan seorang pembebas. Di dalam Alkitab berbahasa Inggris yang saya baca (The Daily Bible – Harvest House Publishers), ayat 1-4 mengatakan God’s providential control, jadi ini semua berada di dalam kuasa pengaturan Tuhan, bukan lagi manusia. Pada ayat 5-10 dikatakan Israel specially chosen, artinya Israel telah dipilih Tuhan secara khusus. Jadi bukan saya yang memilih, tetapi Tuhan yang telah memilih saya. Pada ayat 11-16 dikatakan nothing to fear, saya yang saat itu merasa takut dan gentar begitu dikuatkan dengan ayat ini. Pada ayat 17-20 dikatakan needs to be provided, segala kebutuhan kita akan disediakan oleh-Nya. Perikop yang seringkali hanya dibaca sambil lalu saja, bisa menjadi rhema yang menguatkan untuk saya. Sungguh Allah kita luar biasa.

Di dalam berpolitik, yang paling sulit itu adalah kita berpolitik bukan dengan merusak rakyat, teta10861098_899244793428549_6761610231057578038_opi dengan mengajar mereka. Maka saya tidak pernah membawa makanan, membawa beras atau uang kepada rakyat. Tetapi saya selalu mengajarkan kepada rakyat untuk memilih pemimpin: yang pertama, bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana. Yang kedua, yang berani membuktikan secara transparan semua anggaran yang dia kelola. Dan yang ketiga, ia harus profesional, berarti menjadi pelayan masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau mendengar aspirasi masyarakat. Saya selalu memberi nomor telepon saya kepada masyarakat, bahkan saat saya menjabat sebagai bupati di Belitung. Pernah satu hari sampai ada seribu orang lebih yang menghubungi saya, dan saya menjawab semua pertanyaan mereka satu per satu secara pribadi. Tentu saja ada staf yang membantu saya mengetik dan menjawabnya, tetapi semua jawaban langsung berasal dari saya.

Pada saat saya mencalonkan diri menjadi Bupati di Belitung juga tidak mudah. Karena saya merupakan orang Tionghoa pertama yang mencalonkan diri di sana. Dan saya tidak sedikit menerima ancaman, hinaan bahkan cacian, persis dengan cerita yang ada pada Nehemia 4, saat Nehemia akan membangun tembok di atas puing-puing di tembok Yerusalem.

Hari ini saya ingin melayani Tuhan dengan membangun di Indonesia, supaya 4 pilar yang ada, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya wacana saja bagi Proklamator bangsa Indonesia, tetapi benar-benar menjadi pondasi untuk membangun rumah Indonesia untuk semua suku, agama dan ras. Hari ini banyak orang terjebak melihat realita dan tidak berani membangun. Hari ini saya sudah berhasil membangun itu di Bangka Belitung. Tetapi apa yang telah saya lakukan hanya dalam lingkup yang relatif kecil. Kalau Tuhan mengijinkan, saya ingin melakukannya di dalam skala yang lebih besar.

Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur tidak lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional. Itulah Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia.

Sumber: Kesaksian-Life

5264_525623240847156_156983479_n

Indonesia Bagi Kemuliaanmu by Franklin Zai


Yesuslah Tuhan yang layak ditinggikan
layak disembah oleh suku-suku bangsa
dengan darah-Mu Kau tebus dosaku
genapi Tuhan atas negeriku

Hatiku rindu melihat kemuliaan-Mu
hatiku rindu melihat curahan kuasa-Mu
di tanah tercinta negeriku Indonesia
kuberdoa Indonesia penuh kemuliaan-Mu
Indonesia, bagi kemuliaan-Mu

Yesuslah Tuhan yang layak ditinggikan
layak disembah oleh suku-suku bangsa
dengan darah-Mu Kau tebus dosaku
genapi Tuhan atas negeriku

Hatiku rindu melihat kemuliaan-Mu
hatiku rindu melihat curahan kuasa-Mu
di tanah tercinta negeriku Indonesia
kuberdoa Indonesia penuh kemuliaan-Mu
Indonesia, bagi kemuliaan-Mu
Ya Allahku nyatakan kemuliaan-Mu
Ya Allahku nyatakan curahan kuasa-Mu
di tanah tercinta negeriku Indonesia
kuberdoa Indonesia penuh kemuliaan-Mu
Indonesia, bagi kemuliaan-Mu

Ohhh….

Hatiku rindu melihat kemuliaan-Mu
hatiku rindu melihat curahan kuasa-Mu
di tanah tercinta negeriku Indonesia
kuberdoa Indonesia penuh kemuliaan-Mu
Indonesia, bagi kemuliaan-Mu

Indonesia…, bagi kemuliaan-Mu

Indonesia…., bagi kemuliaan-Mu

ciptaan: Julita Manik

Sumber: Franklin Sound Cloud

Kemeriahan dan Pidato Pelantikan Presiden Indonesia yang Ketujuh


Hari ini, Senin, 20 Oktober 2014 adalah hari yang berbahagia bagi seluruh rakyat Indonesia, dalam menyambut pelantikan Presiden yang baru, bapak Ir. H. Joko Widodo dan Wakil Presiden, bapak M. Jusuf Kalla di gedung MPR, Senayan, Jakarta.

Sebuah harapan yang baru bagi Indonesia atas lahirnya pemimpin yang pro rakyat dan akan bekerja bersama rakyat untuk mmajukan kesejahteraan bersama. Hal ini terbukti dengan rekam jejak beliau, pak Joko widodo yang bersih dari sejak memulai kariernya di bidang pemerintahan, yaitu Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan sekarang adalah Presiden Indonesia yanng ketujuh. Hal ini terlihat dari beberapa prestasi yang terukir dalam masa-masa beliau menjabat sebelum menjadi Presiden yang dapat kita baca dalam postingan saya beberapa waktu yang lalu mengenai prestasi Jokowi (Baca disini: Joko Widodo or Jokowi for Presiden Indonesia 2014 ).

Dalam hari yang berbahagia dan penuh harapan ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato singkat di acara pelantikan. Dia hanya bicara selama 10 menit. Namun isinya jelas, padat dan penuh semangat. Bahkan diakhiri dengan pekik ‘merdeka!’.

Acara pelantikan digelar di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/10/2014). Jokowi bicara sejak 11.40 WIB sampai 11.50 WIB. Jokowi mengucapkan setiap kalimat di pidatonya itu dengan penuh semangat. Bahkan ada momen menarik ketika Jokowi menyebut bekas pesaingnya di Pilpres lalu, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, sebagai sahabat.

Berikut pidato lengkap Jokowi saat pelantikan presiden di MPR:

PIDATO10351068_10152454639343479_6078809736785095643_n
“DI BAWAH KEHENDAK RAKYAT DAN KONSTITUSI”

JAKARTA, 20 OKTOBER 2014

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya

Yang saya hormati, para Pimpinan dan seluruh anggota MPR,
Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Bapak Prof Dr. BJ Habibie, Presiden Republik Indonesia ke 3, Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia ke-5, Bapak Try Sutrisno, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Hamzah Haz, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-9, Yang saya hormati, Bapak Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Prof Dr Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-11,
Yang saya hormati, ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid,
Yang saya hormati, rekan dan sahabat baik saya, Bapak Prabowo Subianto. Yang saya hormati Bapak Hatta Rajasa
Yang saya hormati, para pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara,
Yang saya hormati dan saya muliakan, kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat,
Para tamu, undangan yang saya hormati,
Saudara-saudara sebangsa, setanah air,
Hadirin yang saya muliakan,

Baru saja kami mengucapkan sumpah, sumpah itu memiliki makna spritual yang dalam, yang menegaskan komitmen untuk bekerja keras mencapai kehendak kita bersama sebagai bangsa yang besar.

Kini saatnya, kita menyatukan hati dan tangan. Kini saatnya, bersama-sama melanjutkan ujian sejarah berikutnya yang maha berat, yakni mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Saya yakin tugas sejarah yang berat itu akan bisa kita pikul bersama dengan persatuan, gotong royong dan kerja keras. Persatuan dan gotong royong adalah syarat bagi kita untuk menjadi bangsa besar. Kita tidak akan pernah besar jika terjebak dalam keterbelahan dan keterpecahan. Dan, kita tidak pernah betul-betul merdeka tanpa kerja keras.

Pemerintahan yang saya pimpin akan bekerja untuk memastikan setiap rakyat di seluruh pelosok tanah air, merasakan kehadiran pelayanan pemerintahan. Saya juga mengajak seluruh lembaga Negara untuk bekerja dengan semangat yang sama dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Saya yakin, Negara ini akan semakin kuat dan berwibawa jika semua lembaga negara bekerja memanggul mandat yang telah diberikan oleh Konstitusi.

Kepada para nelayan, buruh, petani, pedagang bakso, pedagang asongan, sopir, akademisi, guru, TNI, POLRI, pengusaha dan kalangan profesional, saya menyerukan untuk bekerja keras, bahu membahu, bergotong rotong. Inilah, momen sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama untuk bekerja…bekerja… dan bekerja

Hadirin yang Mulia,
Kita juga ingin hadir di antara bangsa-bangsa dengan kehormatan, dengan martabat, dengan harga diri. Kita ingin menjadi bangsa yang bisa menyusun peradabannya sendiri. Bangsa besar yang kreatif yang bisa ikut menyumbangkan keluhuran bagi peradaban global.

Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk.

Kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di Laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Kerja besar membangun bangsa tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Presiden, Wakil Presiden ataupun jajaran Pemerintahan yang saya pimpin, tetapi membutuhkan topangan kekuatan kolektif yang merupakan kesatuan seluruh bangsa.

Lima tahun ke depan menjadi momentum pertaruhan kita sebagai bangsa merdeka. Oleh sebab itu, kerja, kerja, dan kerja adalah yang utama. Saya yakin, dengan kerja keras dan gotong royong, kita akan akan mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Atas nama rakyat dan pemerintah Indonesia, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Yang Mulia kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat.

Saya ingin menegaskan, di bawah pemerintahan saya, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sebagai negara kepulauan, dan sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, akan terus menjalankan politik luar negeri bebas-aktif, yang diabdikan untuk kepentingan nasional, dan ikut serta dalam menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pada kesempatan yang bersejarah ini, perkenankan saya, atas nama pribadi, atas nama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan atas nama bangsa Indonesia menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Prof. Dr. Boediono yang telah memimpin penyelenggaraan pemerintahan selama lima tahun terakhir.

Hadirian yang saya muliakan,

Mengakhiri pidato ini, saya mengajak saudara-saudara sebangsa dan setanah air untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, negara makmur, negara damai, kita harus memiliki jiwa cakrawarti samudera; jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung.

Sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat, saya mengajak semua warga bangsa untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia dan berlayar bersama menuju Indonesia Raya. Kita akan kembangJoko Widodokan layar yang kuat. Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudera dengan kekuatan kita sendiri. Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan Konstitusi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui upaya kita bersama.

Merdeka !!!
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Semoga Tuhan memberkati,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya

Great Thanks to he Lord Jesus, atas dilantiknya presiden baru Indonesia, bapak Ir. H. Joko Widodo.

Selamat bekerja untuk kesejahteraan rakyat, untuk kemakmuran bangsa dan negara Indonesia selama 5 tahun kedepan..!
Doa dan harapan kami sebagai rakyat Indonesia, menyertai pemerintahan bapak selama 5 tahun ke depan.
Selamat memperjuangkan kebenaran, sebab kebenaran akan meninggikan derajat bangsa. Tuhan beserta anda!

7015882_20140821103326

Secercah Visi Sion di belahan kota Luwuk.


logo_sion_edited_2

Kau mengasihi Sion dengan tiada batas

Kau memelihara Sion dengan kesetiaan-Mu

Sungguh dalam tiada terduga

Dan tinggi tiada terkira

Kasih-Mu atas kami besar

 

Kau t’lah memilih Sion sesuai rencana-Mu

Kau menetapkan Sion jadi tentara-Mu

Ini kami utuslah kami

Tuhan pakailah kami

Genapi rencana-Mu sempurna atas kami

 

Mahkota keagungan serban

Kerajaan di tangan Allah

Yang bersuami negeri yang tidak disebut sunyi

Imam Tuhan pelayan Allah

Pohon tarbantin kebenaran-Nya

Membawa jiwa-jiwa menyembah-Mu.

 

Ini doa kami..

Ini hidup kami..

Buat kami setia, pakailah kami, jadikan kami..

 

Demikianlah lagu ini bergema bagi setiap hati yang benar-benar mengaku dirinya sioners.

IMG_20130725_0093844Hari ini, di pagi hari ketika mandi tiba-tiba saya teringat dengan lagu ini. Lalu bersenandung kecil seperti kebiasaan saya pada umumnya di kamar mandi ketika mandi. Saya menyanyi dan terus menyanyi lagu ini berulang-ulang. Inilah yang saya lakukan sebelum berangkat kerja di lapangan proyek. Sesaat setelah itu saya kembali terbakar dan diingatkan oleh Dia, Allah yang berdaulat itu, akan visi-Nya yang dahsyat yang telah Dia lahirkan jauh sewaktu saya masih kuliah di tahun-tahun saya yang pertama yaitu tahun 2007. Saya merasa bahwa saya dilawat ketika itu, dan memang benar saya dilawat saat di kamar mandi, pagi hari ini. Kemudian saya bekerja seperti biasa dan lalu pulang pada pukul 6 sore WITA, makan malam (dinner) lalu duduk santai di depan laptop saya di tempat tidur. Ketika saya duduk, saya kembali teringat akan peristiwa pagi tadi, saat saya dilawat Tuhan, dan kembali mengingat lagu ini. Maka saya pun menuliskan notes ini karena inilah yang harus saya lakukan saat ini.

IMG_20130922_00135854Tuhan memberikan visi ini bukan untuk dijadikan suatu simbol atau hanya sebagai pengetahuan saya saja. Tetapi supaya saya tahu bahwa saya adalah duta Allah yang Maha Tinggi yang telah Dia utus ke dalam dunia yang penuh dengan dosa, ketika Dia memanggil saya ketika saya baru akan masuk kuliah di tahun 2007. Saya ingat saat-saat saya lahir baru dibulan Mei tanggal 17, dimana pada hari yang luar biasa itu Tuhan melawat saya, begitu indah dalam hadiratNya. Hari pertama Roh-Nya lahir di hati saya. Hari dimana saya menjadi orang benar-Nya Tuhan dan dikuduskan untuk suatu maksud yang mulia. Dan maksud yang mulia itu yaitu visi Tuhan yang terlahir oleh karena Dia melahirkan Roh-Nya di dalam saya, semakin jelas ketika saya memasuki perguruan tinggi terbaik di negeri ini, Institut Teknologi Bandung (ITB).

Bukan suatu kebetulan kalau saya ditempatkan Tuhan kuliah di ITB, dijangkau oleh kakak PA yang luar biasa, kalau orang elite bilang “great”, dan tergabung dalam keluarga-Nya yang bernama sion ministry, yang memiliki suatu anugerah yang luar biasa yang telah lama Tuhan percayakan yaitu Visi Sion. Visi yang berlambang burung rajawali, dan saya adalah rajawalinya Allah. Visi-Nya itu adalah menjadi tempat persemaian bagi mahasiswa untuk memberkati kampus sendiri (ITB), kampus-kampus, Indonesia, sampai kepada suku-suku bangsa. Sungguh visi yang amat sangat besar dan sulit apabila dilakukan dengan daging tetapi menyenangkan apabila dilakukan dengan roh yang baru yang adalah ciptaan yang baru di dalam Kristus.

IMG_20130725_0093649Saya teringat saat masa-masa kuliah, lagi cupu-cupunya tingkat 1, dimuridkan oleh bang Daniel (MA’04), masa-masa jahiliyah, tetapi banyak mengecap kasih karunia Tuhan. Dari pemuridan lah saya belajar karakter Kristus yang membawa saya kepada visi-Nya yang besar itu, visi sion yang mulia itu yang tidak bisa ditukar dengan segala apa yang saya miliki. Saya diajar untuk memuridkan lagi orang-orang baru, yang belum mengenal kasih karunia dan keselamatan dalam Kristus. Memang tidak dapat dipungkiri kalau saya adalah orang yang terhitung gagal dalam pemuridan di kampus. Tetapi visi ini, yang telah Tuhan lahirkan dalam hati saya, tidak bisa hilang begitu saja. Karena ini adalah anugerah Allah, ini adalah tugas yang mulia yang telah Tuhan percayakan bagi setiap sioners, termasuk saya. Sekalipun saya gagal, jatuh bagun dalam dosa, tetapi Tuhan selalu dapat memulai yang baru dalam hidup saya. Dia membakar kembali hati saya, Dia mengasihi saya sehingga Dia mengangkat saya kembali kepada visi yang besar ini. IMG_20130725_0093733Karena visi ini jugalah yang membuat hati saya hancur bagi keluarga saya. Dan Tuhan bekerja secara luar biasa mengubahkan keluarga saya menjadi seutuhnya percaya dan bertobat kepada Kristus. Papa, mama, tante, dan adik saya, seorang protestan fanatik yang tidak tau kebenaran sejati dalam Kristus, yang hanya tahu firman tetapi tidak menjadi kehidupan dalam hidup mereka. Tetapi Tuhan mengubah mereka berbalik semuanya 180 derajat kepada salib Kristus. Saat ini mereka sudah menjadi ciptaan baru, the new creation in Christ, no turning back, katakan amin!

Back to vision, tidak suatu kebetulan Tuhan telah membawa saya bekerja di kota asing yang sama sekali belum pernah saya kenal. Tetapi saya tau, bahwa ada banyak jiwa dari berbagai suku yang merindukan Tuhan di kota ini, di desa Paisubuloli, kota Luwuk. Bahkan di proyek tempat saya bekerja. Ada beberapa suku yang saya tau seperti suku bugis, bone, wajo, ada banyak juga orang aceh, padang,dll. Melihat ini, hati saya tidak bisa tinggal tenang, bekerja, bekerja, bekerja dan bekerja saja. Oh tidak….!, saya tidak mau menjadi orang-orang yang hidup dalam rutinitas dunia, tetapi bangkit, karena saya tau saya Duta Allah yang tidak berasal dari dunia ini. Injil hanya menjadi malapetaka ketika tidak diberitakan, tetapi menjadi kabar baik ketika sampai kepada mereka yang haus dan lapar akan Kristus yang menyelamatkan itu. Saya tau saya tidak kebetulan disini, Tuhan punya maksud yang besar yang mau Dia lakukan di dalam saya lewat saya bekerja di kota ini, lebih tepatnya di desa ini.

IMG_20130725_0093951Dalam kasih karunia Tuhan, saya percaya bahwa akan ada banyak suku bangsa disini yang akan dibawa kepada keselamatan dalam Kristus. Saya mau berdoa terus dan terjadilah itu! Biarlah kemuliaan dan kuasa Tuhan nyata lewat pekerjaan saya, lewat hubungan saya dengan berbagai orang dari berbagai suku bangsa di proyek ini. Tuhanlah yang akan bertindak, walau saya masih merasa gentar, tapi saya tahu, bahwa saatnya nanti, Tuhan akan membawa saya kepada orang-orang yang siap untuk menerima Injil Kerajaan Allah yang mulia itu. Karena visi akan terus ada sampai saya dipanggil olehNya. Biarlah saya dan saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus tetap berkobar, tetap memiliki Roh yang sama, yang mengerjakan visi Tuhan yang besar ini sampai nanti, maranatha kedatangan Kristus yang kedua kali.

Amin…!

 

IMG_20130922_0014310

IMG_20130922_00135822